Jumat, 28 November 2008

Hancurnya Dominasi AS

ancurnya Dominasi AS
ImageLaporan intelijen Amerika Serikat menyebutkan dominasi ekonomi, militer dan politik Amerika Serikat tampaknya akan berkurang selama dua puluh tahun mendatang.

Dewan Intelijen Nasional, NIC memperkirakan Cina, India dan Rusia akan semakin menyaingi pengaruh Amerika Serikat.

Laporan itu juga menyebutkan mata uang dolar kemungkinan tidak akan lagi menjadi mata uang utama dunia.

Dewan Intelijen Nasional, badan yang mengkoordinasikan informasi rahasia dari semua badan intelijen di Amerika meramalkan bahwa pada tahun 2025, dunia bisa menjadi semakin berbahaya karena pangan dan air akan semakin langka. 
Namun dalam laporan itu disebutkan bahwa kemungkinan-kemungkinan tersebut bisa dihindari dan tergantung pada berbagai tindakan yang diambil oleh para pemimpin dunia.

"Selama dua puluh tahun mendatang selama masa transisi menuju sistem baru akan dipenuhi dengan resiko," demikian bunyi laporan NIC. 
Washington tetap bisa mempertahankan kemajuan militernya, tetapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, proliferasi senjata jarak jauh dan penggunaan taktik perang dunia maya "akan semakin membatasi kebebasan Amerika untuk bertindak," kata laporan itu.

Penggunaan senjata nuklir

Namun laporan itu juga menyebutkan Amerika akan tetap menjadi pemain tunggal yang paling kuat tetapi kurang dominan.

Kekuatan-kekuatan ekonomi baru seperti Cina, India, Rusia, dan Brazil akan memberikan kompetesi lebih besar bagi Amerika di dalam sistem internasional yang multi kutub. 
Laporan dikeluarkan bersamaan dengan pergantian presiden di negara tersebut.

Melihat ke tahun 2025, Dewan Intelijen Nasional menggambarkan masa depan suram tentang pengaruh dan kekuatan Amerika Serikat. 
Bagi presiden terpilih Barack Obama, ini adalah masukan yang kurang menggembirakan.

Laporan itu memperkirakan krisis keuangan saat ini adalah awal awal dari pergeseran besar dalam perekonomian global.

Peran dolar Amerika sebagai mata uang utama di dunia akan pudar. Kemakmuran akan berpindah dari Barat ke Timur.

Perseteruan internal di Uni Eropa bisa mengurangi kekuatan raksasa itu. Perubahan iklim dan sumber daya alam yang menipis kemungkinan akan memicu konflik di berbagai belahan dunia.

Namun laporan itu menambahkan, apa yang akan terjadi nanti akan ditentukan oleh tindakan para pemimpin dunia.

Kekuatan China Terhadap AS

China juga membangun pasukan mata-mata di dunia maya hingga mampu melakukan serangan " kemanapun dan kapanpun".

Sejumlah serangan ke pemerintah AS maupun perusahaan-perusahaan pertahanan dan bisnis naik hingga sepertiga kali pada 2007 atau menjadi  43.880 insiden yang berdampak pada lima juta komputer, ungkap laporan Komisi Peninjau Hubungan Ekonomi dan Keamanan AS-China.

Sebagian serangan itu sangat canggih sehingga tidak bisa dihadapi bahkan dideteksi. Sementara itu  program antariksa China makin membuat rawan aset-aset AS.

"China bertekad memperluas ruang lingkup kendalinya meski bayarannya adalah tetangga-tetangganya di Asia dan Amerika Serikat," ungkap laporan itu.

Pentagon dan berbagai studi pemerintah telah menuduh China melakukn peretasan (hacking)  komputer  untuk mencuri informasi baik mengenai sipil maupun militer. Salah satunya yaitu serangan terkoordinasi tahun 2002 yang oleh AS diberi nama "Titan Rain" yaitu terjadinya pengunduhan informasi dalam jumlah besar.


Tidak ada komentar: